Hai sobat! Kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia membawa banyak kesan mendalam bagi masyarakat, tidak hanya dari sisi spiritual, tetapi juga dari tindakan sederhana yang beliau tunjukkan. Paus Fransiskus adalah sosok yang dikenal dengan gaya hidup yang jauh dari kemewahan, dan dalam kunjungan ini, ia sekali lagi mengajarkan kepada kita nilai-nilai kesederhanaan yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
1. Menggunakan Pesawat Komersial
Alih-alih menggunakan pesawat kenegaraan atau jet pribadi, Paus Fransiskus lebih memilih untuk menggunakan pesawat komersial. Tindakan ini bukan sekadar pilihan praktis, tetapi juga pesan kuat tentang kerendahan hati dan kedekatan dengan umat manusia. Dengan duduk bersama penumpang lainnya, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa jabatan dan status bukanlah alasan untuk memisahkan diri dari masyarakat.
2. Mobil Penumpang Biasa, Bukan Mobil Mewah
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus juga memilih menggunakan mobil penumpang biasa, bukan mobil mewah seperti yang sering digunakan oleh pejabat tinggi. Hal ini menegaskan bahwa kemewahan bukanlah cerminan dari martabat seseorang. Sebaliknya, kesederhanaan dalam memilih kendaraan menunjukkan bahwa beliau lebih fokus pada misi spiritualnya daripada hal-hal duniawi yang bersifat material.
3. Jam Tangan Analog Sederhana
Paus Fransiskus dikenal dengan gaya hidup yang jauh dari kemewahan, termasuk dalam hal pilihan aksesoris pribadi. Beliau sering terlihat memakai jam tangan analog sederhana, yang bahkan dianggap murah jika dibandingkan dengan jam tangan mewah yang sering dipakai oleh tokoh-tokoh besar dunia. Melalui tindakan ini, Paus Fransiskus menyampaikan pesan bahwa kesederhanaan adalah bentuk nyata dari kerendahan hati dan penolakan terhadap materialisme.
4. Menginap di Kedutaan Besar Vatikan
Dalam kunjungan ini, Paus Fransiskus memilih untuk menginap di Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia, bukan di hotel mewah. Ini adalah bentuk lain dari kesederhanaan yang beliau tunjukkan. Paus Fransiskus ingin menghindari segala bentuk kemewahan yang tidak perlu dan lebih memilih tempat yang lebih sederhana, dekat dengan para diplomat dan staf yang melayani Gereja.
5. Duduk di Depan Sebelah Sopir
Satu lagi tindakan simbolis yang patut diapresiasi adalah ketika Paus Fransiskus memilih duduk di depan, di sebelah sopir, daripada duduk di kursi tengah yang biasanya dikhususkan untuk tamu penting. Tindakan ini adalah bentuk penghormatan kepada para sopir dan orang-orang yang sering dianggap berada di kelas sosial yang lebih rendah. Paus Fransiskus ingin menghapus batas-batas kelas antara pengemudi dan penumpang, menunjukkan bahwa setiap orang, apapun pekerjaannya, pantas untuk diperlakukan setara.
Makna Kesederhanaan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus selama kunjungan apostoliknya ke Indonesia seolah menjadi cermin bagi kita semua. Kesederhanaan bukan hanya tentang tidak menunjukkan kemewahan, tetapi lebih dalam dari itu, yakni bagaimana kita menjalani hidup dengan kerendahan hati, bersikap bersahaja, dan menjalin hubungan yang erat dengan sesama tanpa memandang status atau jabatan.
Paus Fransiskus seolah hendak mengajarkan bahwa dalam hidup ini, yang terpenting bukanlah harta atau kedudukan, melainkan bagaimana kita bersikap rendah hati, menghargai orang lain, dan hidup dalam kesederhanaan. Pesan ini sangat relevan, terutama di tengah dunia yang semakin materialistis dan penuh dengan persaingan. Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kemewahan, tetapi dari hidup yang bersahaja dan penuh dengan kasih sayang terhadap sesama.
Kesederhanaan yang beliau tunjukkan adalah pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu bersikap rendah hati, menghargai hal-hal kecil dalam hidup, dan menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Tuhan dan sesama. Semoga pesan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk terus mengedepankan nilai-nilai kesederhanaan dan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari.