Tiki Tirex Fasilitasi Pengiriman Reptil Dengan Moda Transportasi Darat

Dalam menjalankan bisnis jual beli reptil, hal yang krusial dalam memastikan kepuasan pelanggan adalah keamanan dan keselamatan reptil hingga tiba di tangan pembeli. Cara pengemasan dan memilih mitra kurir yang berpengalaman sangalah penting.Hal itu diungkapkan oleh Edwin Widiantoro, Head of Operations and Information Technology TIKI pada diskusi bertajuk 'Seluk Beluk Merawat Hingga Berbisnis Reptil' di Jakarta, Kamis (23/10/2024). “Periksa kesehatan reptil sebelum pengiriman. Reptil yang sakit atau stres dapat menjadi agresif dan berbahaya. Jika memungkinkan, latih reptil agar terbiasa dengan kondisi yang tidak ideal seperti ketika dalam pengiriman. Perhatikan kontainer yang digunakan agar sesuai dengan ukuran, dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang dibutuhkan reptil,” jelas Edwin.

 

Selain itu, perlu digunakan wadah berwarna gelap atau tutupi wadah dengan kain untuk meminimalkan paparan cahaya dan suara yang dapat menyebabkan hewan stres. Juga, pastikan ventilasi udara di dalam wadah tersebut mencukupi kebutuhan reptil. “Isi ruang kosong di dalam kotak pengiriman dengan koran atau busa untuk megurangi guncangan salama perjalanan. Tempelkan label pengiriman dengan jelas di luar kontainer, termasuk label peringatan “Hewan Hidup”, dan “Tangani dengan Hati-Hati”. Terakhir, pilih layanan kiriman yang khusus untuk penanganan reptil dan memiliki fasilitas asuransi untuk ketenangan pikiran pelanggan,” Edwin menambahkan.

 

Pertengahan tahun ini, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) mengumumkan layanan khusus pengiriman reptil, TIKI Tirex (TIKI Kirim Reptil Express) menggunakan moda transportasi darat untuk tujuan seluruh Indonesia, dengan tiga pilihan produk, yaitu Over Night Service (ONS) untuk pengiriman satu hari sampai, Same Day Service (SDS) tiba di hari yang sama, dan Regular (REG) dengan biaya lebih ekonomis dan estimasi waktu 2-3 hari kerja. Layanan Tirex dilengkapi dengan fasilitas asuransi yang memberikan proteksi atas risiko kehilangan, kerusakan, atau hal-hal tak terduga lainnya dengan nilai penggantian maksimal sebesar Rp 5 juta.

 

Untuk menggunakan layanan ini, TIKI hanya menerapkan minimum berat 1 kg dan menerima pengiriman reptil tak berbisa. Pengirim diharapkan untuk memperhatikan prosedur pengiriman terkait transparansi atas isi dan jenis reptil yang akan dikirimkan. Reptil dengan jenis berbeda harus dikemas terpisah dan akan mendapatkan nomor resi pengiriman yang berbeda. Jika terdapat jenis hewan reptil yang dilarang untuk dikirim, TIKI akan meretur kiriman tersebut kepada pengirim.

 

Dengan layanan ini, TIKI menjadi jasa kurir ekspres pertama yang memiliki prosedur resmi untuk pengiriman reptil seperti kadal, iguana, kura kura, dan ular. Ahmad Ferwito, Direktur National & Network TIKI mengatakan, TIKI telah memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam pengiriman makhluk hidup, seperti ikan hias dan tanaman hias. Bahkan TIKI menjadi satu-satunya jasa kurir yang memiliki instalasi karantina mandiri untuk ikan hias yang mendapat izin Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Kehadiran TIKI Tirex semakin membuktikan bagaimana TIKI di usianya yang sudah 54 tahun tapi tetap berinovasi mengikuti perkembangan pasar dan rekam jejak kami mengenal seluk beluk jasa kurir, kami dapat terus menjadi mitra pengiriman terpercaya untuk masyarakat Indonesia.”

 

Agar UMKM Lebih Berkembang dan Tingkatkan Daya Saing

Adapun acara diskusi kali ini menghadirkan narasumber berpengalaman di bidangnya, termasuk drh. Yulyani Dewi, dokter hewan spesialis perawatan reptil dan hewan eksotik di PetCare Ampera serta penulis buku "A-Z: Tortoises and Turtles"; Fakhri Auzan, Pendiri dan Direktur Repjak, usaha penangkaran dan distribusi reptil; serta Edwin Widiantoro, Head of Operations & IT TIKI, yang membagikan perspektif mengenai operasional pengiriman reptil.

 

Fakhri menjelaskan dia telah menjalankan bisnis jual beli reptil sejak 2012. Tiap bulannya, Repjak dapat menjual sampai dengan 300 ekor Gecko, belum termasuk kodok dan kura-kura air. Dalam menjual hewan, Repjak menjual secara online dan offline dengan membuka booth di berbagai pameran hewan di daerah Jabodetabek, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya. Sobat Repjak, sebutan dari pengikut Repjak, berasal dari seluruh wilayah Indonesia hingga ekspor ke negara Filipina dan Korea Selatan. Menurut Fakhri, berbisnis jual beli reptil dapat dimulai dari skala kecil atau rumahan hingga skala peternakan dengan omset per bulan sampai ratusan juta Rupiah.

 

Selain bisnis jual beli, Fakhri mengatakan bisnis penyedia kebutuhan reptil seperti aksesoris dan peralatan habitat, pakan dan suplemen; serta jasa penitipan, perawatan dan pelatihan reptil juga turut berkembang seiring dengan pertumbuhan hobi ini. Bisnis penyelenggaraan pameran reptil, dan menjadi kreator konten yang membahas perawatan reptil, tips pembiakan, dan pengetahuan umum tentang reptil juga bisa menjadi sumber pendapatan.

 

Dalam menjalankan bisnis reptil ini, Fakhri mengingatkan agar pemilik bisnis memahami betul aturan perizinan terutama reptil langka dan dilindungi, serta aturan ekspor dan impor agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Indonesia memiliki aturan ketat terkait perlindungan spesies reptil yang dilindungi. Ada izin khusus yang perlu diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jika ingin memperdagangkan reptil langka atau spesies yang dilindungi, serta memastikan reptil tersebut bukan bagian dari spesies yang dilindungi oleh undang-undang konservasi.

 

Jika berencana melakukan ekspor atau impor reptil, ada perizinan tambahan, terutama karena beberapa spesies reptil tercakup dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species). Dokumen yang diperlukan termasuk izin ekspor-impor dari KLHK, serta sertifikasi kesehatan untuk memastikan reptil bebas dari penyakit yang dapat menyebar ke ekosistem baru. 

Sumber:https://swa.co.id/read/452262/tiki-tirex-fasilitasi-pengiriman-reptil-dengan-moda-transportasi-darat